Waduh, Buzztie di sebuah vihara atau kuil Buddha di distrik Bung Sam Phan, Provonsi Phetchabun, Thailand dibirkan kosong tanpa biksu, pejabat setempat menyampaikan kalau semua biksu di kuil itu positif narkoba jenis sabu pada Selasa (29/11).
Dilansir dari NY Post, polisi memaksa biksu untuk menjalani tes urine setelah mereka menggrebek kuil sebagai bagian dari tindakan tegas provinsi terhadap narkoba.
Hasilnya beberapa biksu terdeteksi positif sabu. Empat biksu termasuk kepala biara langsung dikirim ke klinik kesehatan buat menjalani rehabilitas narkoba. Para biksu ini juga dipecat dari kebhikkuan dan diminta meninggalkan kuil mereka. Belum jelas apakah ada narkoba yang juga ditemukan atau disimpan di kuil tersebut.
“Kuil itu sekarang kosong dari biksu dan penduduk desa terdekat khawatir mereka tidak dapat melakukan jasa kebajikan (ibadah) apa pun,” ujar pejabat distrik Boonlert Thintapthai.
Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mengatakan, Thailand adalah negara transit utama untuk pasokan metamfetamin dari negara bagian Shan yang bermasalah di Myanmar melalui Laos. Pasalnya di jalanan, pil sabu yang disebut Yaba, dijual dengan harga kurang dari 20 baht atau kurang dari Rp 8.800 (kurs 1 baht setara Rp 443).
Sebelumnya, seorang biksu pecandu narkoba bernama Phra Annipalo (34), ditangkap awal bulan ini di Thailand utara setelah diduga membajak dua kendaraan dan berkejaran dengan polisi dalam pengejaran yang panik. Dia menghadapi hukuman tiga tahun penjara karena pencurian mobil dan juga diperkirakan akan dijerat Undang-Undang Narkotika Thailand.