Sebuah sekolah menengah pertama (SMP) di Gresik, Jawa Timur, Syifaul Qulub (SQ) menjadi sekolah perdana yang memasang Starlink milik Elon Musk.
Unboxing atau buka kardus sampai pemasangan internet Starlink itu dibagikan di akun media sosial resmi sekolah beberapa waktu lalu. Dari video berlogo sekolah Syifaul Qulub, sejumlah murid terlihat melakukan unboxing kardus Starlink. Mereka pun memperlihatkan beberapa perangkat internet.
Pihak sekolah lalu melakukan pemasangan di area halaman sekolah dan melakukan pengujian kecepatan internetnya. Tapi yang membuat salah fokus, kecepatan internet yang diunggah oleh pihak sekolah terlihat berbeda dari klaim Starlink. Bagaimana tidak, di dalam video terlihat kecepatan Starlink hanya mencapai 30-40 Mbps. Padahal dalam klaimnya disebutkan kalau Starlink bisa mencapai lebih dari 200 Mbps.
Pemasangan internet Starlink oleh sekolah di Gresik ini juga sempat diunggah oleh akun Instagram @azhar.adam.abdurrohman pada Selasa (14/5). “SMP SQ sebagai sekolah pertama di Indonesia yang menggunakan Starlink buatan Elon Musk,” tulis keterangan video.
Di sisi lain, Starlink juga ternyata memiliki beberapa kelemahan, Yaitu:
Kelemahan Starlink
- Gangguan Karena Penghalang
Salah satu kekurangan Starlink adalah terminal harus ditempatkan di area yang diarahkan langsung ke langit tanpa penghalang. Artinya, Starlink tidak bisa ditempatkan dekat pepohonan atau struktur tinggi seperti rumah dan bangunan tinggi di perkotaan.
- Lebih Mahal
Di Indonesia, sebelum menikmati layanan Starlink, maka pengguna harus terlebih dahulu membeli perangkat keras Starlink yang dibanderol Rp7,8 juta per unit. Tapi, harga perangkat keras ini turun menjadi Rp4,68 juta yang berlaku hingga 10 Juni 2024.
Layanan internet Starlink tersedia dalam tiga paket layanan dengan harga bervariasi. Untuk paket residensial, harga layanan standar Starlink dibanderol Rp750.000 per bulan dengan kuota tanpa batas.
Lalu, ada paket jelajah internet berkecepatan tinggi dipatok Rp990.000 per bulan (mobile regional) dan Rp4,34 juta per bulan (prioritas mobile 50 GB). Starlink juga tersedia untuk internet berkecepatan tinggi di perairan mulai dari Rp4,34 juta per bulan dengan biaya perangkat keras senilai Rp43,73 juta. Dengan paket layanan ini, Starlink diklaim memiliki kecepatan unduhan 40–220+ Mbps, unggahan 8-25+ Mbps, dan latensi kurang dari 99 Mdtk. Namun perlu diingat, harga layanan tersebut belum termasuk harga pengiriman dan penanganan senilai Rp345.000.