Bank Dunia baru saja mengeluarkan laporan pada September 2022 nih Buzztie. Isinya apa saja sih?
Nah, dalam laporan berjudul “Apakah Resesi Global Sudah Dekat?”, Bank Dunia menggambarkan kemungkinan resesi masih akan mengancam pertumbuhan ekonomi global pada 2023. Duh!
The causes include pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina, krisis pangan dan energi, inflasi yang tinggi, hingga kenaikan suku bunga.
“Pada 2023, ekonomi global akan mengalami resesi yang besarnya sama dengan yang terjadi pada tahun 1982, dengan pertumbuhan melambat menjadi 0,5 persen.”
“Pertumbuhan per kapita mengalami kontraksi 0,4 persen akan sejalan dengan resesi 1991, tetapi akan lebih ringan daripada episode 1982 karena populasi tumbuh lebih cepat pada tahun 1982,” bunyi laporan Bank Dunia.
Kirain bakal membaik perlahan setelah pandemi Covid-19 bisa dikendalikan ya Buzztie. Ternyata prediksinya malah bakal lesu. Huff…
But, especially negara berkembang, kata Bank Dunia sih pertumbuhan ekonominya masih cukup kuat pada 2023.
In the worst case, pertumbuhan ekonomi negara berkembang masih positif 1,8 persen pada 2023.
Nevertheless, Bank Dunia mengingatkan nih agar negara berkembang such as Indonesia tetap waspada.
Soalnya, pengetatan kebijakan moneter negara maju bisa berimbas kepada keluarnya modal asing.
“Dampak negatif dari ekonomi maju dan ruang kebijakan yang terbatas mengancam negara berkembang.”
“Pengetatan kondisi keuangan global juga akan mengancam terutama negara berkembang, yang memiliki defisit transaksi berjalan dan sangat bergantung pada arus masuk modal asing.”