Rahmi Syofia, atau yang akrab disapa Mimi, sudah melintasi enam pulau dengan mobil campervan yang dia kendarai. Pengalaman Mimi melintasi daerah-daerah Indonesia dan membantu masyarakat sekitar terdokumentasi lewat akun media sosialnya yang memiliki lebih dari 260 ribu pengikut.
Warga Jakarta ini memulai perjalanannya dengan pergi ke Jawa Timur pada Januari 2023. Dia membeli mobil bekas di Malang dan memodifikasinya dengan desain yang dia rancang sendiri dan bantuan dari seorang teknisi.
“Modifnya sesuai dengan fungsional [kebutuhan] saja. Tidak perlu yang mewah-mewah seperti campervan yang tren sekarang, tapi cukup ada listrik, ada air, ada tempat tidur, dan bisa masak,” ujar Mimi saat dihubungi lewat saluran telepon WhatsApp.
Saat itu dia berada di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Dari sambungan telepon, bisa terdengar suara kicauan burung dan angin berhembus di alam liar. Mimi mengaku Sumba merupakan salah satu tempat terindah yang pernah ia kunjungi.
“Dari segi kulturnya, alamnya itu sangat cocok dibandingkan kota-kita lain, paling berkesan. Makanya ini besok mau keluar rasanya sedih banget rasanya,” kata Mimi sambil menghela napas.
Nggak cuma sekadar jalan-jalan, Mimi juga melakukan bakti sosial di beberapa daerah yang dia kunjungi. Di Sumba, misalnya, dia membagikan 50 paket pembalut cuci-ulang di dua desa dan membantu dalam pembangunan rumah untuk seorang nenek yang rumahnya tak layak huni.
Biasanya, para pengikutnya di media sosial berinisiatif menggalang dana untuk memulai aksi sosial yang dapat membantu warga setempat. Mimi kemudian menyalurkannya. Tapi, nggak semua pengikutnya mendukung Mimi dalam perjalanan solo itu. Ada pula beberapa yang mengkritiknya karena dia adalah perempuan yang bepergian seorang diri.
“Jadi ada beberapa sudut pandang. Kalau pada umumnya, mereka melihat perempuan berisiko [travelling] sendiri, tapi itu bisa dikasih tahu. Perempuan bisa juga dong,” tutur Mimi.
Rahmi Syofia mengaku keinginannya untuk keliling Indonesia timbul ketika kegiatannya terbatas karena pandemi. Selama pandemi, dia mulai memikirkan kembali tujuan hidupnya.
“Hidup terlalu singkat kalau hanya hidup di Jakarta dan kerja setiap harinya. Saya ingin membuat [hidup] lebih berarti, baik untuk diri sendiri maupun orang sekitar. Makanya saya melakukan perjalanan ini,” jelas perempuan berusia 37 tahun itu.
Pada awalnya, dia sempat ingin “motoran” keliling Indonesia. Karena, dia sempat keliling Bali dengan motor. Tapi, teman-temannya menyarankan supaya dia menggunakan mobil sebagai mode transportasi.
“Jadi kalaupun ingin berhenti, bisa parkir dan bisa tidur. Bisa mengunci diri sendiri di dalam mobil kalau pakai tenda agak takut, karena bisa saja orang masuk atau binatang, sehingga cukup berisiko. Makanya saya memilih mobil dan memodif sendiri,” ungkap Mimi.
Setelah membulatkan tekadnya untuk keliling Indonesia menggunakan mobil mini bus atau yang dia sebut sebagai campervan, Mimi memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan menggunakan tabungannya untuk membeli sebuah mobil bekas di Malang.
“Dulu mulai menabung buat masa depan, tapi jadi berpikir, ya udah kapan lagi bisa keliling Indonesia? Jadi benar-benar, sejak bekerja nabung-nabung terus,” katanya.
Ketika ditanya apakah keluarganya mendukung pilihan Mimi untuk menjadi pelancong campervan, dia mengatakan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan saudara-saudaranya semua sibuk mengurusi keluarga masing-masing. Sehingga, ia bebas mengejar mimpinya.
“Karena mereka sudah lihat dari media sosial jadi pantaunya dari situ. Karena aku sering update, dan teman-temanku juga ingin tahu kondisi saya bagaimana,” ujar Mimi.
Dia mengatakan bahwa tujuan awal perjalanannya adalah mencari makna hidup. Maka dari itu, ia mencoba jalan-jalan sambil menikmati keindahan Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, ada keinginan yang bertumbuh untuk membantu warga di tempat-tempat yang ia kunjungi.
“Di awal-awal, cuma mengunjungi tempat-tempat yang bagus-bagus, cantik-cantik. Tapi tetap kosong rasanya.”
“Kebetulan karena perjalanan saya posting, jadinya beberapa followers ngikutin. Jadi mereka yang nyaranin ‘oke kenapa kita enggak bantu’. Jadi kebanyakan bantuan seperti membangun musholla, bikin toilet, air bersih, itu dari followers,” ujar Mimi.