Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pusat grosir pakaian dan tekstil terbesar di Asia tenggara, Pasar Tanah Abang, kini terlihat sepi dari pengunjung menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025.
Beberapa sudut pasar terlihat lengang dari kegiatan jual beli, tidak seramai dan sepadat pada 2018. Suasana sepi ini dikeluhkan sejumlah pedagang pakaian serta dirasakan beberapa pengunjung yang datang.
Dalam keterangannya, salah seorang pengunjung yang singgah untuk membeli pakaian Lebaran, Eri, mengatakan suasana Pasar Tanah Abang menjelang Lebaran tahun ini terlihat lebih sepi dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pasar Tanah Abang tahun ini lebih sepi, tahun kemarin lebih ramai,” ujar dia.
Senada dengan Eri, salah satu pedagang pakaian muslim anak-anak berinisial G, mengaku penjualan pada Selasa, 25 Maret 2025, lebih sepi dibandingkan hari sebelumnya.
“Penjualan hari ini lebih sepi dibandingkan kemarin, karena jumlah pengunjung yang datang sedikit,” keluh G, saat ditemui di tokonya.
Suasana Pasar Tanah Abang menjelang Lebaran 2025 tak seramai tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini diduga disebabkan menurunnya daya beli masyarakat, meningkatnya tren belanja pakaian melalui online shop, serta lesunya perekonomian Indonesia saat ini.
“Penjualan menurun karena daya beli masyarakat berkurang. Terkadang, pembeli menawar di bawah harga yang telah ditetapkan. Selain itu, banyak yang lebih memilih membeli baju Lebaran di online shop,” ungkap Rio, salah satu pedagang di Pasar Tanah Abang.
Hal senada disampaikan G, yang menilai tren belanja online shop dan penurunan daya beli menjadi faktor utama sepinya pengunjung di Pasar Tanah Abang tahun ini.
“Salah satunya karena masyarakat lebih memilih belanja lewat online shop, ditambah lagi kondisi perekonomian yang sedang lesu,” ujar dia.
Berkaca dari situasi Pasar Tanah Abang yang lebih lengang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kondisi ini tentu berdampak pada pendapatan para pedagang di pasar tersebut.
Lebih lanjut, Rio mengungkapkan omzet penjualan di tokonya merosot hingga 40 persen, dan bahkan tidak mencapai Rp10 juta. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu, di mana omzetnya bisa menembus hingga Rp20 juta.
“Penjualan tahun lalu lebih ramai, sedangkan tahun ini penurunannya mencapai 40 persen. Biasanya, kita bisa dapat Rp20 juta, sekarang Rp10 juta pun tidak sampai,” ujar Rio, pedagang mukena di Blok A pasar Tanah Abang.
Keluhan serupa juga disampaikan pedagang lainnya, G, yang menyebut omzet penjualannya tahun ini turun drastis hingga 50 persen. Hal ini terlihat dari banyaknya stok pakaian yang masih tersisa di tokonya.
“Hari ini sepi, dan penurunannya memang cukup besar, mencapai 50 persen. Lihat saja, stoknya masih banyak,” keluh G.
Meskipun suasana Pasar Tanah Abang tidak seramai tahun sebelumnya, pengunjung dari berbagai kalangan usia serta dari berbagai daerah di Jabodetabek tetap menjadikan Pasar Tanah Abang sebagai destinasi wajib untuk membeli pakaian baru yang akan dikenakan saat Lebaran.