Delapan polisi yang baru lulus menyerang Rumah Sakit Bandung yang berada di Medan, Sumatera Utara.
Menurut informasi insiden ini bukan penyerangan terhadap rumah sakit, melainkan kasus penganiayaan terhadap seorang sekuriti. Kasus itu bermula saat salah satu pelaku penyerangan , Bripda T diajak pacarnya DH untuk menenggak minuman keras di tempat hiburan malam di jalan Abdullah Lubis Medan, Minggu (6/11) dini hari.
T pergi ke lokasi bersama DH dan diantar teman mereka, AP, tanpa seizin komandan Tito di Dit Samapta Polda Sumut. Selain itu, ada juga dua wanita lain berinisial AJT dan I yang berstatus mahasiswi berusia 20 tahun.
Usai mabuk berat, mereka semua beranjak ke sebuah hotel di Medan. Di sana, Bripda T satu kamar dengan pacarnya DH. Sementara, I dan AJT berada di kamar sebelah. Lantaran I dan AJT dalam kondisi mabuk, Bripda T mengunci pintu kamar I dan AJT. Merasa disekap, AJT kemudian menghubungi temannya berinisial B yang merupakan sekuriti di RS Bandung.
B lalu mengajak rekanya yang berinisial WW. saat itu lah terjadi keributan antara WW dan Bripda T. mereka lalu mendatangi RS bandung hingga sekuriti berinisial WW terluka akibat dipukuli.
Saat penyerangan itu terjadi rekan dari bripda T berinisal Bripda IS sempat memamerkan baju dinasnya. Dari situlah identitas nya terungkap untuk masing-masing pelaku.
“Pukul 5, kurang lebih lima atau enam orang itu mendatangi Rumah Sakit Bandung, kemudian mencari salah satu perawat yang sempat cekcok mulut di hotel sebelumnya dan di situ dilakukan pemukulan atau penganiayaan oleh empat orang anggota polri setelah itu mereka meninggalkan RS,” ucap Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi.
Atas tindakan yang dilakukan anggotanya, Hadi meminta maaf. Hadi menjelaskan para anggota Polisi yang terlibat itu masih diperiksa hingga saat ini. polda Sumut mengakui bahwa Bripda T kabur dari asrama tanpa izin. bahkan dia kabur untuk mabuk-mabukan.
Polda Sumut janji akan menindak tegas baik etik maupun pidana.