Aplikasi pembelajaran bahasa populer, Duolingo, mengumumkan langkah strategis untuk menjadi organisasi yang mengutamakan kecerdasan buatan (AI), atau ‘AI-first’, Buzztie. Sebagai konsekuensinya, Duolingo bakal secara bertahap mengurangi jumlah pekerja kontrak.
Rencana ini diungkapkan oleh CEO dan Co-founder Duolingo, Luis von Ahn, melalui email internal yang kemudian dipublikasikan di akun LinkedIn perusahaan pada Jumat (2/5), menurut warta yang disampaikan oleh The Verge.
Von Ahn menyatakan, Duolingo akan mengubah cara kerja secara menyeluruh. Penggunaan AI akan diintegrasikan dalam berbagai proses, termasuk kerja sama dengan kontraktor serta proses internal seperti perekrutan dan penilaian kinerja. Penambahan karyawan tetap (Duos) hanya akan dilakukan untuk pekerjaan yang tidak bisa diotomatisasi AI.
Meski mengadopsi pendekatan ‘AI-first’, von Ahn memastikan Duolingo tetap menjadi perusahaan yang peduli pada karyawannya (Duos).
AI, menurutnya, tidak akan menggantikan karyawan tetap secara keseluruhan. Sebaliknya, perubahan ini bertujuan menghilangkan hambatan agar karyawan dapat lebih fokus pada pekerjaan kreatif dan pemecahan masalah nyata, bukan lagi mengerjakan tugas yang berulang.
Von Ahn menegaskan, AI tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga krusial untuk mencapai visi Duolingo dalam menyediakan konten edukasi. Perusahaan akan memanfaatkan AI dalam proses pembuatan konten edukasi untuk mempersingkat waktu pengembangan. AI juga akan membantu Duolingo menyediakan fitur-fitur baru, seperti VideoCall.
Dalam memo internalnya, von Ahn menekankan urgensi penggunaan AI untuk menjangkau lebih banyak pelajar dengan cepat.
‘“Tanpa AI, kami akan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk meningkatkan konten kami agar dapat menjangkau lebih banyak pelajar. Kami berutang kepada pelajar kami untuk memberi mereka konten ini secepatnya,”’ demikian von Ahn, dikutip dari The Verge.
Ia menambahkan, penting untuk bergerak cepat mengikuti perkembangan zaman teknologi, alih-alih menunggu kesempurnaan. ‘“Namun, kami tidak bisa menunggu hingga teknologinya 100% sempurna. Kami lebih suka bergerak dengan cepat dan sesekali menerima sedikit perubahan pada kualitas daripada bergerak lambat dan kehilangan momen tersebut,”’ ujarnya.